Keputusan investasi yang bagus, akan membuahkan hasil ekonomis yang cukup memuaskan tanpa bantuan dari utang (Warren Buffet)
Pernyataan yang diungkapkan oleh
Buffet di atas kiranya menjadi alasan mengapa seorang investor atau calon
investor perlu memiliki pemahaman yang memadai mengenai investasi agar dapat
mengambil keputusan yang tepat dalam menginvestasikan dananya ke dalam berbagai
instrumen di pasar modal.
“understanding
investment” merupakan pembahasan awal di kelas pasar modal dan manajemen
keuangan yang dibawakan sendiri oleh Dr. Yohanis Rura. Beliau menunjukkan
posisi investasi dalam persamaan berikut;
Y = C + S +I
Pada persamaan tersebut,
pendapatan (Y) yang diperoleh Rumah Tangga akan digunakan baik untuk belanja
konsumsi (C), menabung (S), maupun untuk berinvestasi (I).
Banyak institusi yang menawarkan
beragam jenis investasi, mulai dari deposito, trading saham, reksadana, hingga properti. Namun investasi apapun
pasti mengandung risiko.
Adapun harga sekuritas di pasar
modal termasuk saham, Dr. Yohanis menjelaskan, ditentukan melalui mekanisme supply and demand. Teori yang
menjelaskan hal tersebut dikenal sebagai “efficient
market theory”, yang menekankan bahwa pasar benar-benar efisien. Tiap
lembar saham benar-benar dihargai sesuai dengan nilainya karena semua
permintaan dan penawaran yang ada di pasar selalu bergerak ke arah equilibrium.
Warren Buffet, salah seorang
investor nilai, tidak setuju dengan teori tersebut. Jika teori tersebut benar,
maka analisis bisnis menjadi sia-sia belaka karena pada akhirnya Anda akan
mendapatkan penilaian yang benar – yaitu penilaian pasar – atau anda akan
sampai pada penilaian lain (selain penilaian pasar) yang, menurut teori
tersebut, pasti salah.
Buffet merasa heran saat
mengamati bahwa perlahan-lahan teori ini keluar dari dunia akademis menuju ke
pasar. Jika dahulu teori ini hanyalah kuda mainan segelintir Profesor keuangan
ternama, tapi kemudian “efficient market
theory” telah menjadi mantra para profesional investasi dan eksekutif
perusahaan. Secara serentak mereka menyatakan bahwa harga saham mencerminkan
seluruh informasi publik mengenai saham tersebut, jadi tidak perlu untuk
menggali lebih dalam lagi.
Selanjutnya, Dr. Yohanis
memperingatkan agar berhati-hati dalam berinvestasi, sebab sekarang ini,
investasi bodong senantiasa mengincar calon investor dengan iming-iming imbal
hasil yang tinggi. Hal inilah yang dialami oleh seorang investor yang
berprofesi sebagai presenter, Ferdi Hasan. Mengikuti saran yang diberikan oleh
konsultannya, Ferdi berinvestasi di Golden Traders Indonesia Syariah (GTIS),
investasi emas bersertifikat Majelis Ulama Indonesia. Dia dipertemukan dengan
Ong Han Chun, Direktur utama GTIS pada tahun 2010. Ferdi setuju untuk
menanamkan dananya sebesar Rp 1 miliar. Tahun pertama bonus dibayar lancar. Pada
tahun 2012, Ferdi kemudian menambahkan investasinya di GTIS sebesar Rp2,8
miliar. Kemudian, di GTIS terjadi prahara di mana Direktur utamanya, Ong Han Chun
kabur ke luar negeri membawa ratusan miliar rupiah uang nasabah. Bonus tinggi
yang dijanjikan pun ambruk. Para nasabah termasuk Ferdi kebingungan tak bisa
lagi menarik dana yang terlanjur diinvestasikannya di perusahaan tersebut.
Kasus di atas memperlihatkan
kepada kita bahwa meskipun didampingi oleh seorang konsultan atau pakar dalam
berinvestasi, seperti Ferdi yang didampingi oleh Ligwina, tidak memperkecil
resiko yang akan kita hadapi dalam berinvestasi.
Buffet percaya bahwa orang
kebanyakan dapat mencapai kesuksesan dalam investasi tanpa harus mengandalkan
pakar pasar modal, broker saham,
maupun profesional yang lainnya. Buffet berpandangan bahwa mereka yang dianggap
pakar tidak banyak berguna. Apa pun klaim mereka atas apa yang bisa mereka
lakukan, Anda mampu melakukannya lebih baik untuk diri sendiri.
Kemudian, Dr. Yohanis menceritakan
bahwa ia pernah mendapat tawaran melalui media sosial facebook untuk berivestasi. Namun, menurut beliau ada indikasi
bahwa tawaran tersebut adalah investasi bodong, sehingga beliau mengingatkan
orang yang menawarinya itu bahwa upayanya untuk membujuk beliau percuma saja
sebab Dr. Yohanis adalah Guru Investasi.
Akhirnya, kembali mengutip sebuah
pernyataan dari Warren Buffet bahwa;
Waspadai perusahaan yang menampilkan akuntansi yang lemah. Curigailah catatan kaki pada laporan keuangannya. Curigai perusahaan yang menggambar-gemborkan proyeksi laba bersih dan ekspektasi pertumbuhan.
Terima kasih !

0 komentar:
Posting Komentar